Oleh: DR. H.Karim Santoso, S.Pd, M.Si* (Presiden Direktur Sekolah Insan Mandiri Jakarta)
Fitrah sesuatu yang ada dan dibawa seseorang sejak lahir. Maka sejatinya, setiap anak memiliki potensi cerdas dan berkesempatan menjadi ”cerdas”. Dimana, kecerdasan ini bersifat mutlak adanya. Jika ditelusuri secara eduaktif dan psikologis, fitrah cerdas pada anak bersifat potensial, terpendam, melekat dalam kehidupan dan dapat berkembang sampai taraf maksimal.
Kazuo Murakami, ahli genetika dan professor emeritus dari Universitas Tsukuba mengatakan dalam bukunya yang terkenal, “Ada Tuhan dalam Gen Kita” menyebut, “genetika kecerdasan yang diwariskan dari orangtua ke anaknya tidak bersifat mutlak hanya menyumbang sekitar 20% dengan prinsip potensial. Artinya, warisan kecerdasan ini membutuhkan rangsangan-stimulasi yang sesuai sifat potensialnya agar dapat terus berkembang sampai mencapai taraf maksimalnya. Dimana, taraf maksimal ekcerdasan tidak dapat diestimasi dalam satuan angka, tetapi pada daya kreatifitas pada kemampuan memecahkan masalah (problem solving) dan daya kreatifitas pada kemampuan memproduk pemikiran (kognisi), tindakan-perilaku (afektif), serta karya dalam satuan keterampilan.
Konsepsi diatas, telah lama dipahami secara akademik dan dalam proses pendidikan dan pembelajaran, Yayasan Insan Mandiri Mulia Jakarta, sebagai pengelola Sekolah Insan Mandiri Jakarta mengadopsi konsepsi kecerdasan pada anak sebagai potensi yang potensial yang harus (wajib) diberikan stimulasi-rangsangan sesuai umur dan tumbuh-kembang anak.
Maka di sekolah Insan Mandiri Jakarta, setiap anak sejak awal masuk kelas 1 Sekolah Dasar, disurvei potensi jenis kecerdasannya, agar hasil survei yang diperoleh dapat diberikan stimulasi-rangsangan selama masa tumbuh-kembang anak. Saya menyarankan, orang tua untuk melakukan survei potensi jenis kecerdasan apda buahatinya, atau dapat menghubungi kami di SDIT Insan mandir Jakarta. wassalam.